{FF} Bring Me To Life! (YUNJAE)

Title : Bring Me To Life! (YUNJAE)

Main Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho, Lee Soo Man (?)

Other Cast : untuk sementara gak ada

Rating : PG – 13

Genre : YAOI, Romance, Mystery, Thriller

DISCLAIMER : DON’T PLAGIARISM, DON’T COPY MY FF, BE A GOOD READER!

Author : Cassiopeia_Sarap (@CassiELForever)

 

Annyeooong *tebar recehan*

Gue kambek, gara gara sesuatu. gue jadi waras lagi -_- tanpa obat 100% muehehehehhehe #pLakkk

maaf yah yang ke TAG abis ane bingung, kudu ke siapa tag FF. maap yah #langsungdancesorrysorry

okeh, untuk merayakan kewarasan gue, gue bikin FF YunJae. yah, walaupun ancur setidaknya masih bisa dimakan lah #eh dibaca

okeh, daripada Adik Ipar Zhang Li Yin (?) ini kebanyakan bacot. (kemaren twinsnya Jung Ah After School, sekarang ganti status dong jadi Adik Ipar Zhang Li Yin. iya gak? iyain aja deh) mending gue langsung capcus cyiiinn.. cekidot prend! XD

 

 

 

STORY

 

~@300 Years Later~

Seorang namja cantik yang sedang duduk di kamarnya terus berpikir. Mengotak atik kemampuan otaknya demi mencar jawaban. Jawaban tentang masa lalunya… jawaban tentang asal usul dirinya.

Sebenarnya ada yang memberitahkanya tentang masa lalunya. Seseorang yang mengakui sebagai saudaranya berkata bahwa masa lalunya sangat indah. Dia punya teman yang banyak, dia anak yang pintar di sekolahnya, dia tinggal disebuah peternakan yang nyaman dan dikelilingi kebun yang subur. Neneknya yang merawatnya selalu menyayanginya… itu katanya.

Tapi, namja cantik itu tak semudah itu mempercayainya. Ia baru benar benar mempercayainya ketika ia sudah menemukan fakta beserta buktinya.

 

“ayolah Jaejoong, jangan terus seperti itu! Kenapa kau tak pernah percayai Hyungmu sendiri…” katanya.

“ani Hyung, oh iya! Ini ruangan kan? Ini bangunan kan?” katanya.

“ne! Dan kau adalah pemilik ruangan ini…”

“lalu, di luar ruangan itu ada apa? Maksudku di luar bangunan itu ada apa?” katanya.

“kau terlalu ingin tahu… sudahlah! Aku ingin keluar…” katanya. Ia pun meninggalkan Jaejoong.

“kau ini… baiklah! Aku ingin berjalan – jalan sedikit…” Jaejoong berjalan melenggak lenggok keluar. Dilihatnya beberapa office boy sedang membersihkan aula. Banyak yang menyapa namja cantik bermarga kim itu. Dengan senyuman manisnya ia menjawab mereka. Ia pun berhenti di sebuah ruangan kaca. Ia melihat namja yang lebih manly sedang mengerjakan sesuatu. Ia pun bergegas menemuinya untuk melihatnya ia bekerja.

 

“annyeong professor Jung…” kata Jaejoong dengan wajah riang.

“nado annyeong Joongie.. kau mengunjungi professor lagi!”

“ne, Hyungku itu… dia menyebalkan?” katanya sambil mempoutkan bibirnya.

“hahahaha… lalu, bagaimana dengan teman temanmu?”

“teman temanku? Mereka tidak bisa diajak ngobrol…”

“jincha?”

“ne..”

“memangnya kau mau mengobrol tentang apa? Ayo… kebetulan, aku sedang penat bekerja… ayo kita bicara!” kata professor Jung. Tepatnya Jung Yunho.

“eemmhh… sebenarnya ini bukan bicara sih, tepatnya… aku ingin bertanya. Tapi maukah kau menjawabnya?”

“ne… tentu saja..” kata professor Jung. Jaejoong pun girang. Ia lalu bertanya.

“professor… sebenarnya, di luar gedung ini itu apa sih?” kata Jaejoong. Pertanyaan itu membuat Professor Jung –atau yang akrab di sapa Yunho – mengerutkan dahinya. Ia pun berusaha mencari cari jawaban.

“di luar gedung ini… tidak ada apapun! Hanya…. Hanya luar angkasa!” katanya. Giliiran Jaejoong yang mengerutkan dahinya.

“apa itu luar angkasa Professor?” kata Jaejoong.

“luar angkasa itu, adalah tempat tanpa udara… kau bisa mati ketika kau ada disana..”

“mati itu apa? Udara itu apa?” kata Jaejoong dengan polosnya.

Yunho tahu, ini begitu sulit… menjelaskanya pada Jaejoong sangat sulit.

 

“bagaimana kau bisa memikirkan itu?” kata Yunho kepada Jaejoong.

“begini, aku ini kan senang menggambar persegi panjang di sebuah kertas. Suatu hari, aku membuat persegi panjang yang kecil.. lalu aku melihat banyak ruang yang kosong setelah aku membuat persegi panjang itu. Lalu aku pikir, itu juga sama seperti gedung ini… makanya aku menanyakanya padamu..” kata Jaejoong. Yunho mengangguk.

“ne, ruang angkasa…” katanya.

“bisakah kau tunjukan itu padaku?” kata Jaejoong dengan memohon.

“ne, tapi nanti… suatu hari kita akan melihatnya! Setelah kau menjadi Perfectonius dan lulus” kata Yunho. Jaejoong hanya bisa mengangguk.

Perfectonius adalah sebuah hal yang sangat diinginkan teman temanya. Katanya, Perfectionius adalah hal yang paling utama dalam hidup kita. Kita ada disini karena kita adalah calon Perfectionius. Dan calon Perfectionius adalah orang orang yang pintar saja, dan lulus adalah hal yang paling menyenangkan. Karena katanya, kalau kita Lulus… kita tak akan lagi ada disitu…. Tapi Jaejoong biasa saja ketika mendengar kata itu. Namun, ia ingin keluar dari situ… ia hanya ingin melihatnya.

 

“Professor Jung! Anda dipanggil untuk rapat…” kata seorang wanita. Professor Jung tersenyum. Ia pun lalu berkata pada Jaejoong.

“jae, aku ada rapat mendadak… aku harus segera pergi!”

“ne Professor Jung, Annyeoong…” Jaejoong pun keluar dari sana.

 

 

 

*****

 

“Jung Yunho – sshi..”

“ne…”

“kita harus melakukan kelulusan..”

“ne… kepada siapa?”

“Jaejoong… Kim Jaejoong… Mr. Smith membutuhkan Jantung dan Hatinya secepatnya! Bukankah orang yang membeli Jaejoong adalah Mr. Smith? Kita menjadikan ia prioritas… ia yang utama dan yang paling mendesak… hanya Jaejoong lah yang sama dengan Mr.Smith” kata direktur Lee. Yunho tidak percaya.

“sekritis itukah Mr. Smith?” kata Yunho. Direktur Lee mengangguk.

“ne, dia sudah koma 4 bulan… ia harus mendapatkan Jantung dan Hatinya… beritahu pada Jaejoong bahwa ia akan lulus…” kata direktur Lee. Yunho mengebrak mejanya.

“artinya dalam 2 minggu ini, aku punya 20 pekerjaan! Membuat embrio, membetulkan sistem saraf, memperbaiki kinerja daya otak, dan meluluskan? Itu gila! Tuan, aku lelah…” kata Yunho.

“tapi kau tumpuan perusahaan…”

“dan kau apa? Kau hanya duduk diam menikmati hasil kerja aku dan timku kan?”

“aku mengelola saham dan mempromosikan! Kita sama sama lelah!!!”

“lalu? Aku? Aku pemimpin tim persiapan kelulusan… dan aku juga memimpin sekitar 100 anggota tim persiapan kelulusan.. belum membangun dan merencanakan kelulusan… kau? Hanya tidur di kursi malasmu..”

“tapi aku yang memiliki modal..”

“prasetan dengan modal… kau tahu, Ahjussi! Aku sudah lelah melakukan kelulusan… berapa tubuh yang harus aku bongkar pasang demi pundi pundi dollar yang mengalir kepadamu saja. Sementara aku? Aku tak mendapatkan apapun, ilmuku berbuah kosong!!!”

“kata siapa? Ahjussi membelikanmu rumah mewah, mobil, kapal, bahkan wanita wanita seksi untuk kau ajak Check In ketika kau lelah! Berapa yeoja yang telah kau kencani seumur hidupmu heuh? Mulai dari gadis gadis asia sampai eropa telah kau selangkangi…”

“dan kau? Bukankah kau juga menikmati mereka terlebih dahulu sebelum memberikanya kepadaku? Aku tidak pernah mengencani mereka satupun… mereka itu pelacur dan takkan pernah aku miliki. I just need a love…”

“cinta? Ini sudah 3 abad dan itu berlangsung tanpa cinta.. yang ada hanyalah uang uang dan uang… cinta sudah tidak berlaku lagi di dunia.. aku hanya minta kau bekerja.. bekerja dan bekerja!” katanya dengan angkuh.

 

‘brakkkk…’ Yunho menggebrakan meja lalu pergi keluar ruangan itu. Ia lelah ketika ciptaanya harus diberikan kepada orang orang yang kaya nan lemah itu. Ia lelah harus membuat bayi – bayi masa depan dan menjualnya kepada orang orang kaya yang mandul itu. Ia lelah… ia butuh cinta.

“aku harus keluar dari sini! Aku sudah lelah… aku butuh cinta, bukan hanya materi! Dan aku tak mau hidup dibawah ancamanya… terserah ia mau membunuhku atau tidak..”

Sementara Jaejoong? Ia mendengar pembicaraan Yunho dan Direktur Lee, Lee Soo Man… dan kebingungan.

 

Disisi lain, Direktur Lee berbicara…

“aku harus membunuh Jung Yunho…. Secepatnya! Aku tak membutuhkan ia lagi.. malam ini aku harus membunuhnya, ia mulai sombong…”

 

 

 

*****

 

Di kamar, Jaejoong kebingungan dengan apa yang ia dengarkan. Ia tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan. Sedikitpun! Yang ia mengerti hanyalah Yunho yang marah… entah mengapa. Ia terlalu bingung dan pusing mengenai apa yang ia dengar. Mengapa istilah istilah itu baru ia temui? Apa artinya pembicaraan mereka? Kenapa ia selalu tidak tahu? Apa yang orang lain sembunyikan terhadapnya?

Apakah dia pernah berbohong padaku? Batinya sendiri

Tapi bagaimana dengan Professor Jung? Ia menggeleng

Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?

Dan mengapa ada namaku? Ia menjadi gelisah. Ia mendengar kata lulus diucapkan dari bibir salah satu dari mereka. Akankah Jaejoong lulus?

“aku? Lulus? Mungkinkah?” katanya sendiri.

 

 

 

******

 

Yunho melepaskan penatnya dengan beristirahat di kamarnya. Lalu seseorang datang..

“Hyung…”

“ne… Chun?”

“ne.. kau sedang apa?”

“aku mau tidur Chun! Aku lelah…”

“ada sesuatu yang harus aku bicarakan padamu…”

“tentang apa Yoochun? Cepatlah, Aku benar benar sudah lelah…”

“ini tentang nyawamu.. dan dirimu!” Yunho pun segera duduk mendengarkanya.

 

“ini pukul 5 sore kan?”

“ne, wae?”

“Hyung… cepatlah kau pergi dari sini kalau kau masih mau hidup!” kata Yoochun.

“hah? Aku? Kenapa?”

“Direktur Lee akan membunuhmu malam ini juga, kira kira pukul 10 malam..” kata Yoochun. Sontak saja Yunho kaget. Apa? Membunuhnya? Yang ada dia rugi karena ialah yang merencanakan semuanya…

“Jincha?? Jeongmal?” kata Yunho. Yoochun mengangguk mantap.

“apa yang harus aku lakukan?”

“tentu saja kabur…”

“tapi… aku harus membicarakan ini pada dunia! Kegiatan ini…. yang tidak berperikemanusiaan..”

“kau tahu. Yang pertama, aku juga tidak suka dengan kegiatan ini. rasanya aku manusia paling biadab di dunia… dan yang kedua kau akan mati Hyung..”

“lebih baik aku membusuk di penjara daripada aku harus terus menerus melakukan itu!” kata Yunho.

“dan untuk membusuk di penjara, kau harus lari! Sekarang juga…” kata Yoochun. Yunho mengangguk.

“baiklah… setelah matahari tenggelam, kau rusak sistem keamanan… buat semua panik!” kata Yunho. Yoochun mengangguk.

“serahkan itu padaku Hyung…”

 

 

 

*****

 

Matahari belum tenggelam, dan Yunho benar benar gelisah. Ia terus menatap jam tanganya. Dan…

‘tiiiiiiitttt..’ lampu mati seketika. Yunho tahu, ini tanda… tanda bahwa ia harus keluar. Maka ketika pengumuman untuk tetap tenang ada. Yunho melarikan diri..

 

Yunho berlari untuk keluar dari bagunan itu. Ia menuruni tangga dengan cepat dan berlari ditengah pipa pipa dan selang selang yang besar. Membuka semua selot kunci dan memutar otak untuk menjawab pertanyaan kunci. Namun…

‘tap..’ ada suara jatuh di dekat pintu terakhir.

“nugujiseyo?” kata Yunho. Ia pun menyelidikinya. Lalu menembakan pistol kearah yang ia tahu ada orang yang memata – matainya.

 

‘dorrr…’

“awww.. appo..” kata seseorang, Yunho perlahan lahan mendekatinya sembari tetap menyiapkan pistolnya. Dan..

“siapa itu?!?!?!” Yunho mengacungkan pistolnya kearah seseorang.

Alangkah terkejutnya ia, ketika ia mengetahui bahwa itu adalah Jaejoong. Prioritas utama dalam kelulusan…

“a.. a…a.. annyeong Professor Jung!” kata Jaejoong. Ia pun menutup matanya. Bibir cherry merah mudanya Nampak cantik di kegelapan.

“Jaejoong… ba… ba… bagaimana kau bisa mengikutiku…”

“aku mengikutimu… aku.. aku.. aku… aku mendengar tadi.. pembicaraanmu dengan Tuan Besar..” kata Jaejoong polos. Ia pun menunduk “mianhae…”

“untuk apa kau mengikutiku..”

“aku hanya ingin tahu… di luar ini ada apa? Dan aku tahu… ini jalan keluar karena ini dilarang…” katanya.

“cepatlah pulang! Aku ada misi!!!”

“aku mohoon.. aku ingin ikuuuutt…”

“tidak bisa!”

“Professor Jung..” Jaejoong mengeluarkan puppy eyesnya. Ia pun mempoutkan bibirnya.

“diluar sana… sangat berbahaya..”

“tidak ada udara kan? Dan aku bisa mati kan?” kata Jaejoong.

“tidak… lebih kejam daripada itu! Diluar sana kejam…” kata Yunho.

“baiklah… aku mau! Tolonglah… aku janji, aku takkan merepotkanmu..”

“Joongie…” kata Yunho. Tapi ia berpikir,’ tunggu… ini kan prioritas utama! Ini bisa menjadi senjata utamaku… dia akan kugunakan untuk melepaskan diri. Yunho pun mengeluarkan evil smirk (?) nya.

“oke… kau boleh ikut!” katanya. Jaejoong pun tersenyum. Ia pun membuka pintunya sedikit demi sedikit. Dan itu merupakan saat saat menegangkan bagi Kim Jaejoong sendiri..

 

‘kreeeeeeekkkk…’ bunyi pintu terbuka. Seberkas cahaya datang tepat mengenai wajah Jaejoong. Ia mencoba membuka mata. Ia sangat gembira ketika ia melihat dunia luar. Rasa penasaranya mungkinkah akan terobati atau malah semakin menjadi jadi?

 

Pintu pun resmi terbuka, Yunho pun menuntun Jaejoong keluar dari bangunan itu. Kini, mereka tepat ada di sebuah gurun pasir. Di luar bangunan itu…

“ayo, kita harus berlari…” kata Yunho.

“ne, Professor…ayo!” kata Jaejoong.

“tolong, panggil aku Yunho… jangan Professor Jung. Jung Yunho memang namaku, tapi kau panggil saja aku Yunho…” kata Yunho. Jaejoong mengangguk.

“ne, Yunho…” kata Jaejoong. Mereka pun berlari bersama melewati gurun pasir ini, mereka pun bersama berlari di tengah gurun pasir, menghindari kejaran dari Direktur Lee yang marah karena sikap Yunho….

 

Sementara itu…

“Mwoya? Yunho melarikan diri? Tidak mungkin…. Ini tidak boleh terjadi!” kata direktur Lee.

“tapi nampaknya, orang dalam ada yang ikut berperan dalam pelarianya ini…” kata seorang namja.

“cepat! Kerahkan orang untuk menangkapnya… aku khawatir, dia akan menyebarkan informasi ini… dan membuatku bangkrut!”

“tidak akan, tuan…”

“lalu, bagaimana dengan Prioritas utama kita? Kim Jaejoong?”

“dia…. Dia….”

“ada apa dengan dia?”

“dia juga menghilang… bersama Yunho!”

 

‘brakkkkk…’ Direktur Lee langsung menggebrak meja.

“sialan Jung Yunho itu, keparat! Dia mau bermain main denganku… cepat! Tangkap mereka berdua secepatnya…. Mr. Smith membutuhkan mereka…” kata direktur Lee.

“ne, Direktur”

 

 

 

*****

 

Pagi hari yang indah, Jaejoong membuka mata. Dia sangat heran dengan luar angkasa ini… sebelum ia tidur, semuanya gelap. Tapi setelah ia bangun tidur…. Mengapa semua menjadi terang? Juga… benda benda yang ada di langit pun… kemanakah mereka? Yang berkelap kelip dan juga sebuah bola yang bersinar…

 

‘gresek gresek gresek..’

Jaejoong mendapati sebuah benda bergerak, benda itu panjang, hitam, dan melihat dirinya. Ia mencoba untuk menyapa dan menyentuhnya

“annyeooong…” kata Jaejoong. Lalu benda itu menyambar, ternyata itu ular.

“kau jahat! Kau mahluk yang jahat…” kata Jaejoong. Ia pun menjauh. Yunho yang baru bangun segera mendekati Jaejoong.

“wae?”

“Yunho, apa itu?” kata Jaejoong sambil menunjuk benda yang barusan menyambaranya.

“itu… itu ular… itu adalah mahluk hidup yang bergolongan Hewan… namanya ular.. nah, kalau kita ini…. mahluk hidup yang bernama manusia…”

“u… u… ular? Dia sangat jahat… tadi dia menggigitku..” kata Jaejoong. Yunho pun panic. Pasalnya, itu adalah ular kobra… King Cobra..

“dimana? Dimana ia menggigitmu?” kata Yunho. Jaejoong pun menunjuk tanganya. Lalu Yunho segera menghisap bisa itu…. Tapi itu membuat Jaejoong geli dan… tersipu malu…

 

“kenapa?”

“kalau kau terkena racun ular ini… kau bisa mati! Makanya aku keluarkan..” kata Yunho. Jaejoong mengangguk.

“oh iya, kenapa… sebelum aku tidur, tadi luar angkasa ini gelap… dan setelah aku tidur.. tempat ini terang… sebelum aku tidur juga ada sebuah bola yang bersinar juga sesuatu yang berkelap kelip dan banyak… namun, setelah aku bangun tidur semuanya hanya gumpalan kapas berwarna putih…” kata Jaejoong.

“oh.. begini Jae… sebelum kamu tidur, waktu itu dinamakan malam… di malam hari ada bulan dan bintang… bola yang kau lihat itu bernama bulan… dan benda yang sangat banyak dan berkelap kelip itu bernama bintang..”

“bulan… bintang? Nama yang indah…. Mereka juga sangat kecil…”

“aniya, mereka sebenarnya sangat besar… apalagi bintang… bintang terlihat kecil karena letaknya sangat jauh begitu pula dengan bulan… bintang juga sangat panas, sangat terang dan sangat besar..”

“ya… tapi bulan jauh lebih terang!” kata Jaejoong. Yunho kembali menggeleng, Jaejoong mengerutkan dahi.

“bulan tampak lebih terang karena dibanding bintang letaknya lebih dekat dari bumi… dia juga memantulkan kembali sinar matahari…” kata Yunho.

“bumi? Matahari? Apalagi itu? Benda di luar angkasa ternyata banyak..”

“yang kau injak ini… bernama daratan… dan daratan itu ada di bumi. Bumi adalah tempat kita tinggal… dan matahari merupakan sumber cahaya… makanya kau bisa melihatku tanpa bola lampu pun karena matahari… matahari itu sangat besar… lebih besar daripada bumi… makanya, sinarnya pun sangat terang sehingga mampu menyinari bumi…” kata Yunho menjelaskan panjang lebar. Dunia ini menarik, pikir Jaejoong.

“jadi… kita itu ada di bumi sekarang ini?”

“sejak dulu kita ada di bumi…”

“lihat tanganku…” kata Yunho. Ia menyalakan senter kecil yang ada dibelakang pemantiknya dan menyimpanya di belakang kepalan tangan kirinya.

“seperti inilah tampak bulan dimatahari… anggaplah cahaya ini matahari dan kepalan tanganku ini bulan… ketika bulan tidak disinari matahari, apa yang terjadi?”

“bulan itu tidak bercahaya… bulan menjadi gelap…”

“lalu saat ia menerima cahaya?” Yunho meletakan kembali senter mininya dibelakang kepalan tanganya setelah ia mengangkatnya.

“bulan itu bersinar…” kata Jaejoong. Yunho mengangguk.

“yap! Itu benar…” kata Yunho.

“dan itu… gumpalan gumpalan putih itu.. yang seperti kapas. Apa itu? Apa jangan jangan… kapas itu terbuat dari sana?” kata Jaejoong.

Sebenarnya, Yunho ingin tertawa terbahak bahak mendengar penjelasan Jaejoong. Namun ia berusaha menjaga perasaan Jaejoong… ia hanya bisa tersenyum.

“itu bernama awan… sebenarnya itu terbuat dari air..”

“hah? Air? Bagaimana bisa?” kata Jaejoong. Yunho sulit memberitahu Jaejoong, pasalnya… proses pembentukan awan sendiri bila dijelaskan akan semakin rumit.

“itu terlalu rumit untuk kau pahami Jaejoong…. Bila kau lebih tahu tentang dunia. Aku akan menjelaskanya kepadamu..” kata Yunho. Jaejoong hanya cemberut.

“ayolah… beritahu aku! Aku ingin tahu..” kata Jaejoong.

“nanti… kalau kau lebih pintar!” kata Yunho.

“Yunhooooo… jebal! Beritahukan aku bagaimana proses air menjadi awan… aku mohon… mengapa kau tak mau berbagi ilmu denganku?” kata Jaejoong. Sontak Yunho berbalik. Ia bukan marah pada Jaejoong, tapi… tapi… kata itu… ilmu… ia tak pernah merasa menginput kosakata itu pada Jaejoong. Yunho benar benar kaget…

“bagaimana…. Bagaimana kau bisa tahu… kosakata itu… ilmu…. Jae! Apa artinya ilmu…” kata Yunho. Jaejoong menggeleng.

“mworeugesseoyeo… tapi, aku pernah mendengarnya darimu..”

“kau menggunakan kata itu tanpa tahu artinya….”

“aku malah tak memikirkanya…” kata Jaejoong. “semua tanpa aku sadari..”

“ya sudah…. Ayolah kita berlari lagi! tapi aku lapar….” Kata Yunho sembari memegangi perutnya.

“aku juga..”

“ayolah! Kita berlari…. Seingatku ada restoran di sini…” kata Yunho.

 

Tiba tiba ada suara derungan mobil yang menghampiri mereka. Yunho menoleh kebelakang…

“astaga…. Mereka mencari kita…”

“eh?”

“Lari Jae…. Lariiiii!” kata Yunho. Ia pun menarik Jaejoong dan segera berlari.

“eoh… lari lagi?”

“kita sedang dikejar…” Yunho menambah kecepatan berlarinya yang membuat Jaejoong hampir terseok seok.

 

 

 

*****

 

Untunglah, tadi ada batu besar yang dibaliknya ada gua. Sehingga Yunho dan Jaejoong bisa bersembunyi disana. Setelah dipastikan aman. Yunho berani keluar dan mengubah rute perjalanan mereka yang sebenarnya entah mau kemana mereka… yang penting melarikan diri.

“Yunho, ini tempat apa?”

“ini namanya gua…”

“ooohh… gua…”

“kalau ini apa?” yang sangat keras ini..” Jaejoong menunjuk bebatuan.

“itu namanya batu… kumpulan batu yang lebih dari satu bernama bebatuan…”

“jadi kalau ada satu batu yang besar artinya itu adalah batu besar. Iya kan?” kata Jaejoong.

Yunho makin terperangah. ‘Astaga… kemampuan menyimpulkanya…. Meningkat. Apa yang salah dengan Jaejoong?  Rasanya aku tidak pernah menginput sesuatu yang aneh kepada Jaejoong… semua aku ciptakan sama… tidak ada yang aku ubah! Tapi mengapa dia berbeda dengan yang lain?’ batin Yunho.

 

“itu benar kan?” kata Jaejoong. Yunho pun tersadar dari lamunanya.

“ne… ne.. kau benar!” kata Yunho dia pun berkata pada dirinya sendiri ‘sesudah ini, aku harus ke rumah Yoochun untuk meminjam komputernya… aku harus mengecek Jaejoong…’

 

Setelah lama berjalan, mereka menemukan sebuah terminal kecil dan sebuah restoran. Disitu mereka makan secukupnya dan beristrirahat. Namun sebelumnya Yunho tanpa sepengetahuan Jaejoong menelepon Yoochun.

“chun… aku pinjam rumah dan komputermu yah!”

“heeeee… kenapa Hyung!”

“ada keanehan dalam diri Jaejoong…”

“heeee… kenapa?”

“nanti saja kujelaskan…” Yunho lalu menutup teleponya.

 

“kau menelepon siapa?” kata Jaejoong.

“tidak.. temanku!” katanya.

“kita akan kemana? Berlari lagi kah?”

“tidak… kita akan naik mobil?”

“naik mobil? Mobil itu apa?”

“mobil itu sebuah benda yang dapat menampung orang dan dapat membawa orang ketempat yang mereka tuju..”

“oh… begitu!” kata Jaejoong. Lalu banyak orang yang melihat Jaejoong. Kulit Jaejoong sangat putih dan bercahaya. Sehingga orang lain sangat kagum melihat Jaejoong. Sudah sangat langka orang berkulit putih di dunia ini… dan itu menimbulkan keheranan.

“dia sangat putih..”

“pemutih sekalipun takkan mampu membuat kulit kita putih seperti boneka manekin itu..”

 

Jaejoong agak risih dengan orang orang yang membicarakanya. Dia pun pura pura tidak mendengar. Lalu bus pun datang, Jaejoong ditarik Yunho masuk ke bus itu.

“jae.. duduk disini ne? aku lelah..” kata Yunho. Jaejoong mengangguk.

“ne Yunho..” kata Jaejoong.

Selama perjalanan Jaejoong memperhatikan lingkungan alam sekitar, tak lupa juga… Jung Yunho ia perhatikan. Matanya yang indah, bibirnya yang seksi… ia sentuh sekeinginanya.

“dia begitu… tampan..” Jaejoong tersenyum melihat Yunho yang tidur dengan mulut terbuka. Ia menutupnya, namun mulut Yunho kembali terbuka. Jaejoong hanya tersenyum lagi melihat tingkah Yunho saat tidur.

“eh, kenapa dengan aku yah? Aku merasakan perasaan yang aneh…. Membuatku sangat gembira.. tapi itu bukan perasaan gembira..” katanya. Lalu…

‘bukkk…’ Yunho membalikan badanya dan memeluk Jaejoong. Pinggang Jaejoong yang rapuh sebenarnya tidak mampu menahan tangan namja berotot itu. Tapi untunglah Yunho mengendorkan pelukanya. Jaejoong berbalik ke arah kaca. Ia menyentuh tangan Yunho dan mengenggamnya. Seraya tetap menjaga dirinya agar tidak jatuh…

 

 

 

****

 

“Joongie, bangunlah… eoh!” kata Yunho. Jaejoong mencoba untuk membuka matanya. Ia melihat Yunho sudah bangun.

“kita sudah sampai….” Katanya lagi. Jaejoong mengangguk dan ia segera bangkit dan segera turun dari sana.

“chakkaman…” kata Yunho. Ia menarik Jaejoong ke sebuah rumah yang kecil namun indah. Itu rumah Park Yoochun.

 

“Jaejoongie…. Kamu mandi dulu, ne?” kata Yunho. Jaejoong hanya mengangguk. setelah Yunho membuka pintu. Ia lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Sementara Yunho sibuk dengan komputernya.

“aku harus tahu, apa yang terjadi dengan Jaejoong! Ciptaanku…” kata Yunho.

 

 

 

*****

 

Jaejoong kini tengah dibius Yunho. Dia terbaring di ranjang Yoochun. Sementara Yunho mengamati perkembangan Jaejoong. Saat ia membuka grafik otak memori Jaejoong. Alangkah terperangahnya dia..

“ini… ini.. ini mustahil! Mengapa Kim Jaejoong….. kemampuanya… meningkat drastis? Dan otaknya bergerak lebih aktif? Apa yang harus aku lakukan?” kata Yunho stress. Ia melihat data grafik. Semua mendapatkan kemajuan… memori virtual, memori kata, daya ingat, logika. Itu benar benar sudah berkembang. Satu hari ada di luar membuat kapasitas otak Jaejoong meningkat. Bagaimana bila satu minggu? batinya.

“apa yang harus aku lakukan?” kata Yunho sendiri. Ia melihat Jaejoong yang tampak polos ketika tidur. Senyumanya yang manis, bibir cherry merahnya, mata indahnya, hidung mancungnya, kulit putihnya, wajahnya yang polos…… buru buru Yunho menepuk dahinya.

“tidak… mana ada pencipta yang jatuh cinta dengan ciptaanya sendiri…. Errh… kendalikan dirimu. Jung Yunho…”

 

 

 

*****

 

Sorenya, Yunho berpikir. Apakah ia harus mengatakan kebenaran kepada Jaejoong? Ataukah ia harus menyembunyikan itu darinya? Tapi ia pun tahu, semakin Jaejoong ada di luar bangunan itu – yang bernama DREAMLAND tapi lebih mirip penjara tanpa jeruji – otaknya akan terus bergerak, menumbuhkan rasa penasaran dan membuatnya mengetahui sesuatu dan semakin membuat kapasitas, volume dan daya otaknya bertambah.

Sementara Jaejoong, tanpa sepengetahuan Yunho. Ia membaca buku, tepatnya sebuah novel… dan kebetulan novelnya itu adalah kisah cinta antara seorang puteri dan pangeran. Jaejoong sangat suka membaca itu sehingga ia selalu tersenyum membacanya. Dan ia menemukan kata baru disana, Cinta, Kasih sayang, kekasih, hati dan…. Manusia. Tapi Jaejoong lebih menyukai kata Cinta. Menurutnya kata itu Indah… meski ia tak tahu artinya. Dan hebatnya, Jaejoong bisa membaca di dalam hati dan ia menjadi lancar membaca beberapa suku kata yang sulit. Padahal sebelumnya ia hanya bisa membaca 3 – 4 suku kata dalam satu kalimat.

 

“cinta… bukunya sudah tamat…” kata Jaejoong tanpa sadar. Yunho menoleh kearahnya.

“jae… ulangi apa yang kau katakan! Apa yang kau katakana barusan..”

“cinta? Memang ada apa?” kata Jaejoong. Yunho tak percaya itu, ia menggelengkan kepala.

“tidak mungkin…” kata Yunho. Ia pun melihat sebuah buku yang ada ditangan Jaejoong. Ia pun mengambilnya. Itu sebuah novel, ia membaca sekilas tentang isi buku tersebut.

“kau tahu buku ini isinya tentang apa, Jae?”

“ne, itu kisah cinta antara puteri dan pangeran yang dihalangi nenek sihir…”

“apa kau tahu apa arti kisah cinta? Ah, lebih baik kau tahu dulu… apa arti cinta?”

“cinta? Kalau yang ada dibuku ini bilang kalau cinta adalah perasaan naluriah manusia yang tumbuh dengan sendirinya. Tanpa diminta, tanpa diinginkan… yang menuntun seseorang melakukan sesuatu yang gila..”

“kalau menurutmu sendiri, tanpa mendoktrin… eh, bukan menurut buku ini… menurut perasaanmu sendiri..” kata Yunho. Jaejoong menutup mata.

“cinta itu…. Perasaan yang indah, yang tak dapat dikatakan. Aku hanya merasakanya dan terdiam…. Tanpa pernah bisa mengatakanya..” kata Jaejoong. Yunho memalingkan wajahnya. Ia terlihat putus asa.

 

“kadang kadang cinta itu… menyakitkan, menusuk, membutakan, dan membuat aku frustasi… kadang kadang, cinta itu indah….” kata Yunho.

“tidak, kau salah… cinta tidak buruk…”

“kau tahu apa Kim Jaejoong?!?!? Kau hanya ro…..” Yunho buru buru mengakhiri kalimatnya.

“aku hanya apa? Jadi selama ini, aku berbeda denganmu… kita ini manusia! Itu katamu kemarin… kan?” kata Jaejoong.

“jae, tidak semudah itu…”

“apa yang kau pikirkan? Kita ini sama, eoh…. Kita sama sama punya dua tangan, lima jari, dua mata, dua telinga dan satu mulut, dan dua kaki…. Kita ini sama… tidak ada yang berbeda…. Dan aku kemarin melihat kerumunan orang orang yang mengataiku. Dan mereka sama denganku..”

“JAE! DENGARKAN AKU!!!!” kata Yunho. Ia berteriak, Jaejoong kaget. Matanya berkaca kaca. Yunho mengajaknya duduk.

 

“jangan pernah bertanya sebelum aku selesai bercerita…” kata Yunho.

“ne…”

“ada sebuah perusahaan raksasa…. Yang menjual organ tubuh dan bayi bagi orang yang sakit dan yang mandul dengan cara yang tidak halal. Yaitu menjajah sebuah tempat itu dan membunuh dengan kejam. Itu adalah Dreamland, kalau kau tahu… kelulusan artinya kematian…. Lulus artinya organ tubuhmu akan diambil dan operasi besar besaran akan terjadi dan kematian akan menjelang, pemiliknya adalah orang yang licik nan kejam. Jangan percaya kata katanya karena dia selalu berusaha membuat orang percaya pada apa katanya. Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang tidak memaksakan rasa percayanya pada orang lain, melainkan melalui hati ke hati…. Apa kau mengerti?”

“ne, teruskan..”

“tiga tahun yang lalu, seorang namja cham baboya membuat sebuah mahluk. Mahluk itu adalah gabungan dari beberapa mahluk yang sudah ia kembangkan dan tidak berguna yang di daur ulang dengan menggunakan teknologi yang canggih.. ia membuatnya atas kebutuhan bisnis. Ia menciptakannya atas permintaan seseorang yang menderita kanker hati dan penyakit jantung… ia membayar namja cham baboya itu sebesar $2.000.0000 untuk membuatnya hidup lebih lama lagi. dan kini, dia membutuhkan mahluk itu untuk diambil hati dan jantungnya agar ia bisa bertahan hidup. Dan kini juga, mahluk itu lebih dikenal dengan nama….” Yunho mengambil nafasnya yang semakin tercekat. Jaejoong sudah meremas tangan Yunho. “Kim Jaejoong….”

“dan…. Namja cham baboya itu…”

“naega…. Joongie! Aku..” kata Yunho. Jaejoong menggelengkan kepalanya…

“artinya, aku ciptaanmu..”

“ya, dan manusia diciptakan oleh tuhan… tapi kau diciptakan oleh manusia… dan kau adalah robot berbentuk manusia yang akan diambil organ tubuhnya bila diperlukan…” kata Yunho. “mustahil robot punya hati… tapi kenapa kau mempunyai hati, Jae? Kau punya naluri, kau punya rasa ingin tahu, kau bisa berkembang….”

“itu semua karenamu….. selama aku ada diluar, aku merasa lebih hidup. Aku merasa aku punya sesuatu yang mengisiku… aku merasa aku ini penuh…. Aku merasa lebih hidup. Yun….” Kata Jaejoong. “tapi… kenapa kau tega melakukan ini padaku? Kenapa kau membuat aku demi kepentingan orang lain…. Neomu apayo…. Rasanya sakit sekali mengetahuinya. Kenapa kau harus menciptakanku tapi kau membuat aku akhirnya tersakiti? Kenapa kau tidak memusnahkanku dari awal saja? Daripada seperti ini, aku memilih untuk tidak hidup saja…. Kau menghina perasaanku Yun, kau menginjak injak diriku… padahal….” Ia berhenti sejenak. Mengumpulkan keberanianya.

“saranghaeyeo… Jung Yunho… aku mencintaimu…. Penciptaku sendiri, aku mencintaimu… seseorang yang menciptakan aku dengan tanpa perasaan dan dengan kejam….” Kata Jaejoong. Yunho terhenyak, namun Jaejoong hendak berlari. Tapi tanganya tertahan Yunho. Cengkaram yang sangat kuat yang ia milikki, tak sanggup dilepaskan Jaejoong.

 

‘brukkk…’ Yunho menarik Jaejoong hingga terjatuh di pelukanya. Ia memeluk Jaejoong dengan erat, sementara Jaejoong menyentuh dadanya yang hangat sambil merasakan detak jantung Yunho yang berdetak dengan indah.

“Nado Saranghae…. Kim Jaejoong.. my boo, my Boojae..” kata Yunho. Ia mencium dahi Jaejoong, dan turun berujung ciuman panas penuh emosi di bibir mungil Kim Jaejoong.

“no….” Jaejoong berusaha menghentikan semuanya. Ia segera berlari entah mengapa dan apa alasanya. Yunho mencoba menghentikanya, tapi Jaejoong berlari dengan pintar. Sehingga kini Yunho berada ditengah gurun pasir tanpa melihat siapapun.

 

“YUNHO…. TOLONG AKUUUUUU… JUNG YUNHOOOO…” teriakan yang cukup kencang. Yunho menoleh, dilihatnya Jaejoong dibawa oleh mobil hitam. Mulutnya dibungkam dan badanya ditali. Ia sedang ditawan oleh Lee Soo Man… Yunho segera ambil rencana.

“JAEJOONGIE…. JANGAN KATAKAN APAPUN! TETAP TUTUP MULUTMUUUUUU…” kata Yunho. Ia berusaha mengejar. Namun percuma saja, dia tak dapat mengejarnya.

 

 

 

****

 

Jaejoong dilempar ke sebuah ruangan. Dilihatnya ada dua namja yang bertubuh besar dan seorang namja tua yang menggunakan jas.

“annyeong, Kim Jaejoong…. Selamat datang kembali di Dreamland..” kata tuan besar.

“tidak…. Ini bukan Dreamland…. Ini Hell-land…” kata Jaejoong.

“tidak…. Apapun yang dikatakan Yunho bohong! Yunho itu tukang bohong…”

“aniya….” Kata Jaejoong.

“kau lebih percaya siapa? Aku, tuan besar yang akan meluluskanmu… atau Professor Jung yang jahat?”

“aku lebih percaya dengan Professor Jung…. Karena aku mencintainya! Ia mengajariku apa yang aku tak tahu, membuat aku bisa berfikir leluasa, dan memberikan fakta dan tidak memaksakan aku untuk percaya padanya…. Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang tidak memaksakan untuk percaya padanya dan tidak memaksakan apa yang ia percayai benar..”

“kau berani melawanku…”

“aku berani karena aku benar dan aku takut karena aku salah..”

“beraninya kau…”

“aku takkan melawan bila tak ada yang mengusikku, seperti ular..”

 

“cih, bunuh saja dia…” katanya. Jaejoong panik, ia takut…. Tapi ia punya rencana. Ini sama seperti yang ada di buku yang ia baca…

 

‘aha! Di buku tadi, aku membaca ada sebuah adegan yang sangat keren…. Aku mau menjahili tuan ini. kalau yang mulia puteri yang ada di buku saja pintar, kenapa aku tidak?’

“aku punya satu rahasia… tapi sayang, kau akan membunuhku.. mungkin rahasia itu akan kau ketahui ketika ajalmu menjelang..” kata Jaejoong.

“heh…. Katakan padaku… apa itu?”

“bukanya kau akan membunuhku? Lagipula… aku malas memberitahukanya padamu…”

“aku takkan membunuhmu jika kau bilang…”

“sudah aku bilang, aku malas…” kata Jaejoong.

“kalau begitu bunuh saja dia…” kata tuan itu. Jaejoong hanya menunjukan senyuman kecilnya.

“rahasia itu, ada di belakangmu..” kata Jaejoong. Lalu Lee Soo Man berbalik ke belakang. Tampak 3 orang yang sedang memegang senjata saling menoleh.

 

“maksudmu? Mereka?”

“ne, kau benar…”

“bagaimana kau bisa sepintar ini Kim Jaejoong, kau licik sekali..”

“ternyata kau tidak percaya! Hmm… ya sudah. Aku bisa menebak apa akhir dari hidupmu…”

“katakanlah Kim Jaejoong!”

“kau tanyakan saja pada mereka bertiga…” Jaejoong menunjuk pengawal Lee Soo Man dengan bibir cherry merahnya.

“apa yang kau katakan! Jangan berbohong…”

“biasanya, kalau orang yang menyembunyikan sesuatu. Pasti akan marah…”

“hey! Aku tak menyembunyikan apapun!!! Kau jangan berbohong…”

“lalu kenapa kau marah? Apa topengmu ketahuan? Sebenarnya kau ini siapa? Di dadamu tertulis nama Kim Young Woon tapi itu nama samaran, bukan?” kata Jaejoong.

 

“Kangin, apa yang kau sembunyikan?” kata Lee Soo Man.

“tidak ada…. Siapa aku? Aku pengawal Lee Soo Man, babo!!”

“pengawal atau Penga…wal?” Jaejoong memicingkan mata.

 

“ada pengkhianat disini…..” kata Lee Soo Man. “Bunuh dia!!!!!”

‘dorrrr…’ sebuah peluru bersarang di dada Kangin. Ia pun tergeletak dengan penuh darah.

“eh, kaki dua orang yang disitu? Mengapa bergoyang? Kau takut yah?” kata Jaejoong.

“apa maksudmu, eoh?” kata seorang Namja. Ia menodongkan pistol ke arah Jaejoong. Jaejoong hanya menunjukan wajah innocenct miliknya.

“apa Lee Soo Man Agasshi sudah memberimu perintah untuk menodongkan pistol ke arahku? Wah, kau berani membuat perintah sendiri… sayangnya, bukankah titahmu kini tidak berlaku kalau ada tuan besar? Apakah titah seorang jendral  mempan diketika sang Raja ada didepanya? Bahkan yang mulia ratu sekalipun bila disamping raja, pasti akan tunduk seperti rakyat jelata. Nah, engkau. Apa posisimu disini? hanya pengawal kan?” kata Jaejoong. Dia semakin tersentak.

“ya, aku belum membuat titah apapun untuk kau lakukan. Tapi mengapa kau bertindak diluar perintahku? Sudah berani kau?”

“aniya, Agasshi…”

“wah, kulit wajahmu tebal sekali. Pasti sudah sering melakukanya…. Hey, beritahu aku. Bagaimana memanfaatkan Lee Soo Man Agasshi demi kepentingan pribadi? Kau membuatnya bagaimana?” kata Jaejoong.

“tuan, ddia…. Dia… berbohong!” katanya.

“ya, tuan… dia berbohong!” kata rekanya dengan tenang.

 

“wah, kalau yang satu lagi?” kata Jaejoong.

“anda cerdik sekali, tapi ingat… anda tak bisa membunuh saya..” kata rekanya.

“sungguh? Kau benar benar tenang walaupun kau salah…” kata Jaejoong.

“aku memang benar.. aku tak melakukan apapun yang salah..”

“perfectionis sekali… kau melakukan apa selama ini?”

“aku, mengawal tuan Lee Soo Man?”

“selain itu?”

“aku tak punya kehidupan yang lain…”

“kau pasti melakukan sesuatu…”

“aku tidak melakukan apapun…”

“lalu, apakah kau pernah keluar dari sini?”

“ya sering…”

“untuk apa? Menemui pihak musuh dan berkhianat kah?”

“tidak…”

“lalu katamu, kau tidak melakukan apapun! Jadi, apa yang kau lakukan di luar?”

“aku senang berjalan jalan… yah, kau tahu…. Menghabiskan waktu ditempat sepi.. menenangkan diri..”

“menenangkan diri di gurun yang panas seperti ini? mengherankan…. Yang ada kau semakin stress… bahkan gila! Hayooo… kau melakukan apa di luar? Di luar radius beberapa kilometer tidak ada apa apa loh…. Yang paling dekat disini hanyalah sebuah restoran mewah yang katanya ada banyak orang kaya yang berhati licik disana. Mana mungkin kan, perwira rendahan sepertimu ada disana? Jaraknya pun 2 jam perjalanan dari sini….” Kata Jaejoong.

“itu benar..”

“tidak tuan, itu salah… dia mencoba memprovokasi kita..”

“pro apa? Provo…kasi? Itu artinya apa?” kata Jaejoong.

“Yunho, meski dia berkhianat pada kita. Tapi ia berhasil menghilangkan sifat buruk pada ciptaanya. Hasilnya, belum pernah ada yang pernah berkata dusta…. Jadi aku tahu, kaulah yang berbohong!” kata Lee Soo Man.

‘dorrr… dorrr…’ akhirnya 3 pengawalnya mati.

 

“sudah kuduga, orang sepertimu tidak mudah memberikan rasa percaya namun mudah percaya pada sugesti yang menyesatkan….” Kata Jaejoong. Ia mengambil pisau yang tadi dijatuhkan Lee Soo Man dan memotong talinya, dan mengambilnya. Persis seperti yang ada di buku.

‘eh, yang namanya pelatuk itu yang mana? Lalu, ini kan pistol itu, yang aku pegang kan? Aku tidak tahu…. Pikir Kim Jaejoong! Dalam naskah, sang puteri menarik pelatuk pistol dari masa depan. Apa yang ada dan dapat ku tarik?’ kata Jaejoong. Ia pun mengambil percobaan pertama dan…

‘duaggghh…’ pistol itu mengenai dada Lee Soo Man. Dia terkapar dan tidak bergerak. Jaejoong pun tertawa…

“hiiiih… horeee! Aku menjadi puteri yang ada di buku…. Tapi siapa yah pangeranya? Yunho kah? Dan aku tahu… nenek sihirnya pasti dia. Makanya nenek sihir, jangan jahat. Tidak dibuku… tidak di dunia nyata. Kau selalu jahat…. Ingat, orang jahat tidak akan selamat… itu kata baginda raja yang ada di buku juga… sudah akh, aku harus pergi… dadah… semoga kau kembali ke jalan yang benar, dan semoga kau tenang disisi-Nya… eh” kata Jaejoong. Lalu dia pun berlari seperti anak kecil yang baru mendapat permen besar.

 

Namun, ternyata Lee Soo Man hanya berakting.

“hah, kau pikir aku yang masuk ke dalam perangkapmu. Kau yang masuk ke dalam perangkapku…. Lihat, akan ku bunuh kau bersama Jung Yunho. TERKUTUKLAH KAU KIM JAEJOOONG!!!! TERKUTUKLAH KAU JUNG YUNHOOOOO…”

 

 

 

*****

 

Sementara itu, Yunho melakukan perjalanan yang extra cepat dan extra jauh untuk menyelamatkan Jaejoong. Sekalipun ia harus menyerahkan diri pada pihak kepolisian. Ia rela, asalkan Kim Jaejoong-nya selamat. Setelah berjalan selama 2 hari, ia pun sampai.

“Polisi…. Polisi… Polisi…”

“wae?” kata seorang polisi.

“tolonglah tuan, apakah anda tengah mencari perusahaan yang menjual organ tubuh, bayi bayi elektronik, yang melakukan pembunuhan untuk dijadikan bahan baru dengan teknologi?”

“yah! Namanya SM.Corp…”

“aku tahu dimana letak persembunyianya…. Bukankah mereka sedang buron?”

“ya!”

“aku tahu dimana tempatnya, sekaligus aku akan menyerahkan diri secara damai..”

“siapa kau?” kata polisi itu. Yunho bergegas mengambil kartu pengenalnya.

“Choneun Jung Yunho-rago Immnida…. Akulah pemimpin operasi dari semua itu. Sementara pemimpin perusahaan dan CEO adalah Lee Soo Man…”

“tidak kusangka kau akan menyerahkan diri… tapi sebelumnya, kau harus tunjukan kepada kami dimana letaknya. Baru kau akan kami introgasi dan tahan…”

“ne, tapi tolong selamatkan seseorang yang bernama Kim Jaejoong…”

“siapa dia?”

“dia adalah salah satu ciptaanku, dia adalah kekasihku, dan dia sedang disandera dan diancam SM.Corp…”

“baiklah… tunjukan kepada kami. Dimana letaknya persembunyian dan perusahaan mereka…” kata polisi itu. Ia pun menelpon helicopter, beberapa mobil, motor dan banyak pasukan untuk mengepung SM.corp

“tidak kusangka, Jung Yunho akan tertangkap semudah itu..” kata yang lainya. Tapi Yunho hanya menunduk. Dirinya dipermalukan oleh dirinya sendiri. Tapi itu tak apa apa. Asal, Jaejoong selamat…

 

 

 

****

 

Jaejoong menelusuri setiap inchi dari perusahaan itu. Ia mengendap ngendap agar ia tidak terlihat seperti saat ia memata – matai Yunho kemarin. Ia mulai mencuri curi pandangan dari sana. Dengan menggunakan kemeja dan celana trendi. Ia takkan terlihat sebagai seorang yang sama diantara ciptaan Yunho.

“Mr. Smith…, itukah anda?” kata seseorang. Jaejoong pun berjalan kearah dekatnya.

“aku? Ya aku…. Memang…”

“ada apa tuan datang kemari?”

“yah, hanya mengecek dan memastikan milikku aman… investasiku..”

“oh, begitu! Apakah anda ingin menemui Lee Soo Man?”

“ya, aku sudah menemuinya barusan. Dia masih terlihat gagah..” kata Jaejoong.

“bagaimana dengan pekerjaan anda, Mr. Simth?”

“yah, terlihat membosankan memang. Walau keuntunganya banyak… tapi aku sedikit lelah…”

“anda butuh istirahat..”

“ya tentu saja! Aku ini manusia…” lalu tiba tiba ada seseorang yang datang.

 

“DIA BUKAN MR. SMITH! DIA BUKAN MANUSIA…. CEPAT TANGKAP DIA!!!” ternyata itu adalah seseorang yang tengah berlumuran darah bekas tembakan. Tepatnya, dia adalah salah satu pengawal Lee Soo Man.

“hey, dia itu gila!” kata Jaejoong. Lalu ada Lee Soo Man, Jaejoong sangat terkejut.

“hey, ada apa!”

“dia bukan Mr. smith kan!!! Dia orang lain…”

“apa maksudmu? Kau gila!”

“dia bukan Mr. Smith!”

“aku Mr. Smith…”

“kau ini bagaimana. Dia memang bukan Mr. Smith… tapi dia… KIM JAEJOONG!!!!!” kata Lee Soo Man. Sontak, Jaejoong langsung kabur.

 

“CEPAT TANGKAP DIAAAA… DIA HARUS LULUS SEGERA!!!!” kata Lee Soo Man. Jaejoong berlari cukup cepat. Ia mengambil rute sembarang arah, asal selamat. Karena ia tak pernah melewati ruang itu sebelumnya. Lalu ada 2 jalan. Ia mengambil jalan yang sebelah Kanan. Begitu juga seterusnya. Jaejoong terus menghindar, di luar. Ia berlari dengan mimic wajah tenang. Tapi di dalam hati, Jaejoong ketakutan amat sangat. Ia tak pernah merasa setakut ini, ia sebenarnya ingin menangis. Tapi ia tahu, kalau ia menangis…. Ia takkan selamat.

‘Yunho, Joongie takut…. Yun, Joongie takut tidak bisa melihatmu lagi. bagaimana nanti aku kalau aku tak bisa melihatmu lagi? nanti kau dengan siapa…. Aku takut..’ kata Jaejoong dalam hati.

 

 

 

*****

 

Sesampainya Tim penyelamat dan Yunho di SM.Corp, Yunho langsung meminta ijin untuk menyelamatkan Jaejoong. Anehnya, ia diberikan kesempatan untuk menyelamatkan dia meski ia sebenarnya telah menjadi tahanan polisi. Dengan berbekal senapan laras panjangnya. Ia mencoba menerobos pertahanan SM yang sudah dirobohkan dengan mudah oleh tim penyelamat.

“boo Jae… dimanakah kamu!” kata Yunho sendiri. Ia pun mencoba memanggil nama Jaejoong.

“JAEJOOONG…. DIMANAKAH KAU! JAEJOONG… INI YUNNIE MU, JUNG YUNHO..” dengan sisa kekuatanya yang habis dia pakai untuk perjalanan ke pos polisi terdekat untuk menyelamatkan Jaejoong dengan berjalan kaki. Ia mencoba bertahan.

“JAEJOOONG…” ia mencoba teriak. Tapi suaranya habis. Rasanya ia tak mampu melakukan apapun, rasanya ia ingin mati saja. Tapi bagaimana dengan Jaejoong? Pikirnya… kakinya sudah lemas, badanya sudah kotor penuh debu, rambutnya acak acakan tak karuan karena ia sejak tadi bertempur sendirian melawan mantan perusahaan yang ia kembangkan dengan Lee Soo Man.

 

Ia pun sampai ke lantai tempat control, ia melihat pemandangan yang tidak enak dimatanya. Yang membuat dirinya sakit. Jaejoong tertahan Lee Soo Man yang menodongkan pistol ke arahnya. Sementara pintu masuknya dibuka, walau dibuka… tapi bila ia menerobosnya. Ia akan tersengat listrik..

“kau akan mati Kim Jaejoong….” Kata LeeSoo Man. Segera Yunho berteriak.

“KIM JAEJOONG! LARILAH! LEMPAR PISTOLNYA KE ARAH LAIN SEJAUH MUNGKIIIIN! CEPAT!!! KALAU KAU MENCINTAIKU, SELAMATKANLAH DIRIMU SENDIRI…” Yunho berteriak sekuat tenaga. Lalu ia terjatuh.

 

Sementara Jaejoong langsung mengambil pistol itu dan melemparnya kesembarang arah. Ia pun lari, ia hendak keluar dari ruangan yang bulat itu. Namun Yunho mencegahnya.

“JANGAN COBA KELUAR DARI SANA!!!! KAU NANTI BISA MATIII!!! TERUS MENGHINDAR DAN AMBIL KUNCI YANG ADA DI SAKUNYA UNTUK BEBASKAN DIRIMU!!!” Yunho kembali berteriak. Tanganya bergetar, ia ketakutan…. Bukan takut dirinya akan mati… tapi takut Jaejoong yang mati.

 

Jaejoong segera berlari memutari ruangan itu. Terdengar bunyi pistol kearahnya dengan cepat.

“JAE! MENGHINDAR! BERSEMBUNYI! JADILAH ANAK PINTAR JAEJOONG!!! AKU TAHU KAU JENIUS!!!! BERPIKIRLAH SEPERTI SAAT KAU ADA DI LUAR RUANGAN INI…” Yunho mengomandoi Jaejoong.

“AKU BISA YUNNIE…” akhirnya, Jaejoong malah menambah kecepatan berlarinya. Ia segera berlari berlawanan arah dengan Lee Soo Man dan.

‘duakkkkk….’ Jaejoong menendang Lee Soo Man. Ia sempat kesakitan, namun ia langsung menembakkan pistol itu kearah kaki Jaejoong.

‘dorrr…’

“aww… appo…”

“Joongie!!!” Yunho setengah berteriak. Dirinya tidak kuat lagi untuk berteriak. Ia merasakan sangat sakit ketika ia melihat tubuh mulus Joongie terkena peluru di bagian kakinya.

 

Jaejoong berlari memutari ruangan itu. Ia mencoba menambah kecepatan dengan kakinya yang pincang sebelah. Namun ia sudah kelelahan, ia ambruk ke bawah. Air matanya mengalir. Yunho ikut menangis. Lalu…

‘dorrr…’ kini resmilah Kaki Jaejoong tertembak dua – duanya. Ia ambruk. Lalu berbalik badan. Ia melihat darahnya yang mengalir dari kedua kakinya.

“matilah kau, Kim Jaejoong! Pengacau kecil yang cantik…” kata Lee Soo Man.

Sementara itu. Yunho berdiri dengan kakinya yang bergetar, dipegangnya pistol yang hanya 1 buah peluru lagi. ia memegang pistol itu. Dan bersiap untuk menyelamatkan Jaejoong.

“ya tuhan, jika aku mati karena menyelamatkan Jaejoong. Aku mohon, bahagiakanlah dia hidup di dunia ini. semuanya aku serahkan padamu, termasuk Jaejoongku yang menjadi anugrah terindah dalam hidupku…. Amin..” katanya. Lalu ia segera mengambil ancang ancang untuk melompat. Ia pun melompati pintu listrik itu dengan luka karena tersengat listrik bertegangan tinggi. Dan….

 

‘dorrr…’ satu tembakan tepat dibagian jantungnya Lee Soo Man membuat ia terjungkal kebelakang. Sementara Yunho Jatuh dengan keadaan memeluk Jaejoong setelah menariknya dengan seluncuranya. Kini kepala Yunho ada di tubuh Jaejoong.

 

Yunho melihat kearah Jaejoong yang menutup matanya. Ia pun memuntahkan darah segar yang cukup banyak di badan Jaejoong. Jae memandang kepala Yunho. Segeranya ia melentangkan tubuh Yunho dan duduk disampingnya dengan memegang tanganya. Jaejoong mengeluarkan air mata dan menangis.

“Yunnie… hiksh…”

“wae…. J- jaejoongie?” kata Yunho terbata bata.

“kenapa kau lakukan ini? hiksh…”

“kakimu terluka, Boo…”

“tapi sekujur tubuhmu kesakitan, Yun… hiksh… hiks…” kini Jaejoong menangis sambil meringis kesakitan.

“gwenchan-ah Boo.. asal kau selamat, aku jadi baik baik saja…”

“kau jahat Yun…. Kau buat aku menangis… hiksh… hiks… Yunnie…. Hikshh…” tangisan Jaejoong lama kelamaan semakin keras. Yunho yang sudah menangis segera mengecup kening Jaejoong. Jaejoong bersandar di dada Yunho. Awalnya ia rasakan tangan Yunho yang memeluknya. Namun pelukan itu lepas. Mata Yunho tertutup.

“Yun…. Yunnie…” Jaejoong menggerak – gerakan tubuh Yunho untuk membangunkanya. Tapi usahanya gagal.

“Kajima….. Tteona-jima Yun.. hiksh…. Kajima….. Mianata Hajima…. Yunnie….. Kajima….. hiksh…. Yunn… Jebal Dorawajyeo…. Hiksh….. Yun! Bangun…. Jangan tinggalkan.. hiksh..  Joongie….. Yun…. Hiksh…” Jaejoong benar benar terluka. Lalu ada sekumpulan polisi yang mengepung Yunho.

“kau Kim Jaejoong…”

“ne, tolong selamatkan Yunho…. Hiksh…” kata Jaejoong. Kepala polisi itu mengangguk.

“ayo ikut kami….” Katanya.

 

 

 

*****

 

Jaejoong tampak shock saat semua diberitahukan langsung padanya. Ia seakan ingin menyangkal bahwa Yunho harus dipenjara karena tuduhan membunuh komunitas, menjual organ illegal, dan merampas Hak azasi manusia. Tapi ia cukup bersyukur, Yunho masih bisa diselamatkan.

“jadi… setelah ia bangun. Ia langsung akan dikirim ke penjara….”

“ya!”

“aku mohon, jangan berikan ia hukuman yang lama. Kau tidak tahu betapa baiknya ia padaku, ia yang mengajariku tentang segala hal. Dia juga yang menyelamatkanku… kalau ia tidak menyelamatkanku aku mungkin bisa mati… aku mohon! Ia mengajariku bagaimana aku hidup, bagaimana aku bertindak, bagaimana aku harus berjalan, berlari ataukah diam, dan dia mengajariku tentang cinta….” kata Jaejoong. Lalu ada seorang namja berjidat lebar yang datang…

 

“mohon ijin memasuki ruangan, Choneun Park Yoochun Immnida… aku akan menjelaskan sesuatu pada kalian…” katanya. Jaejoong melihatnya.

“namaku Park Yoochun, dan aku adalah salah satu kerabat dari Jung Yunho. Aku akan memberitahukan sesuatu kepada kalian…”

“katakanlah..”

“jadi seperti ini, 5 tahun lalu… awal mula terbentuknya perusahaan itu adalah keinginan Lee Soo Man menguasai dunia. Dan Jung Yunho, awalnya adalah korban pertama yang ia mangsa untuk diambil organ tubuhnya. Namun, karena Yunho itu orang pintar. Soo Man membunuh orang tua Yunho hingga tersisa adiknya saja, agar adiknya tidak dibunuh. Yunho berlutut kepada Lee Soo Man agar adiknya tidak dibunuh. Ia mendapatkanya, tapi ia harus bekerja seumur hidup ditangannya. Karena tak punya pilihan, ia hanya bisa menyetujui itu. Akhirnya…. Dengan bantuan kepintaranya. SM Corp berhasil menjadi perusahaan illegal terbesar di dunia yang paling buron….. jadi Yunho sebenarnya adalah korban pertama dari kekejaman Lee Soo Man. Dahulu, ia sering dipukul dan disuruh melayani wanita wanita kaya yang kesepian karena suaminya tidak ada. Itulah masa remaja Jung Yunho…” kata Yoochun. Jaejoong yang mendengarnya tercekat.

“seperti itukah?”

“ya! Makanya saya meminta anda mempertimbangkan hukuman nantinya…” kata Yoochun. Ia pun menyerahkan sejumlah bukti ke tangan polisi dan kejaksaan.

“oke! Kami akan berdiskusi…” katanya. Yoochun lega, begitu pula dengan Jaejoong. Lalu Yoochun menarik Jaejoong.

 

“kau siapa?”

“bukankah aku sudah bilang padamu, namaku Park Yoochun. Kim Jaejoong…”

“Yoochun-sshi… aku ingin melihat Yunho…”

“andwae… dia dalam perawatan dan pengawasan ketat polisi. Sebentar lagi dia akan baikan… tapi ia akan segera diadili dan masuk dalam penjara…”

“aku ingin melihatnya…” kata Jaejoong. Yoochun menggeleng.

“tidak, Jaejoong… kau tidak bisa. Aku pun sama…. Kita berharap saja yang terbaik untuknya…” kata Yoochun.

“dia akan selamat?”

“pasti!”

“dia baik baik saja…”

“tentu saja!”

“oke…. Aku akan menunggu…” kata Jaejoong……

 

 

 

****

 

Vonis sudah dijatuhkan, 7 tahun penjara adalah yang Yunho dapatkan. Itu memang adil, ia berusaha menyembunyikan kejahatan orang lain… itulah hukumanya. Tapi orang orang cukup puas, karena Yunho juga sebenarnya korban.

Yunho memasuki mobil polisi. Wajahnya ia tundukkan karena menahan malu. Ia masuk ke dalam mobil. Walau diluar banyak yang mencaci maki dirinya. Ia ingin menatap wajah Jaejoongnya untuk terakhir kalinya. Namun ia tak bisa…

Beberapa meter dari kerumunan itu, Jaejoong memandang dengan tatapan kosong. Tanganya membawa buku buku ilmu pengetahuan yang ia baca. Ia hanya bisa menghela nafasnya yang tercekat.

“aku akan menunggumu…. 7 tahun lagi… Jung Yunho..”

Langit mulai gelap, mobil itu sudah pergi dari hadapan Jaejoong. Pergi membawa kekasih hatinya. Walau sakit, Jaejoong akan menerimanya. Ia tahu, suatu saat ia akan bersamanya lagi.

 

 

 

*****

 

~@7 tahun kemudian~

Langit tampak cerah. Aneh, musim dingin ini benar benar cerah. Seorang namja keluar dari kantor polisi dengan menggunakan jaket hitam. Langkahnya tegap, wajahnya rupawan, dadanya bidang, tubuhnya cukup berotot namun seksi, ia sedikit menggondrongkan rambutnya. Ini hari kebebasan baginya

Ia pun melangkah tegap ke luar, tujuanya entah tahu mau kemana. Ia sudah tak punya apa apa maupun siapa siapa. Yang ia tahu, ialah sebuah pertanyaan : bagaimana ia harus bertahan hidup.

 

“eoh, kau lupa padaku?” kata seseorang. Ia terus melangkah. Tanpa mempedulikan apapun.

“kau melupakanku?” ia kembali berjalan. Yang berbicara malah menjadi marah.

“Yakkk…. Kau melupakanku!!!!” ia mengencangkan suara.

“APA???? MAK….. SUD… MU…” namja itu kaget setengah mati. Melihat namja cantik menggunakan jaket bulu berwarna biru, bibirnya berwarna merah muda, kulitnya putih seperti manekin,  ia membawa 2 tas. Satu tas belanja, dan satu tas untuk buku. Ia juga membaca buku. Terpasang di cincin jari manisnya tulisan ‘YUNJAE’, juga gelang hello kitty, juga tindikan di telinganya. Ia juga menggunakan kacamata. Sementara ia terperangah.

“apa?? Mau melangkah lagi keluar? Satu langkah kuhabisi kau didepan umum…” katanya ketus. Ia mempoutkan bibirnya. Benar benar manis.

“kau…” Yunho benar benar hilang kesabaranya. Ia pun membuka paksa buku yang ia baca. “siapa kau?” kata Yunho.

“YAKKK… KAU BENAR BENAR TIDAK MENGINGATKU JUNG YUNHO!!!! Kalau tahu begini, aku takkan menjemputmu…” ia menendang kaki Yunho. Ia pun terperangah kesakitan. Yunho jadi ingat, saat seseorang melakukan hal yang sama saat ia membunuh Lee Soo Man.

 

“boo… jae…” Yunho memandangnya lekat lekat. Ia pun menyentuh pipinya. Lalu memeluknya.

“yaaakkk… kau apa apaan lagi! sudah tidak mengingatku…. Menyentakku…. Dan sekarang?? Kau memelukku!! Kau gila…” kata Jaejoong. Ia membenarkan kacamatanya.

“Boojae… kau Boojae ku. Kim Jaejoong, kenapa kau berubah! Rambutmu… pasti habis diwarnai… ada tindikan di telingamu… dan kau pakai aksesoris.. apa yang terjadi!”

“heh…. Dunia Fashion selalu berputar. Lagipula, apakah aku harus menggunakan baju berwarna putih yang kamseupay eoh?” kata Jaejoong.

“ayolah Boojae, kenapa kau jadi seperti ini. aku minta maaf ne? mianhae…” ia memberikan deathglarenya pada Yunho. Yunho sedikit terkejut. Lalu ia mengembungkan pipinya.

“okey! Never mind…. Take this and bring it to our home..” kata Jaejoong.

“eoh, sejak kapan kau bisa berbahasa inggris?” Yunho terkejut.

“hiyaaaaa… kau ini! tentu saja aku belajar, bukan mencuri… cepat bawakan ini. chakkaman…” kata Jaejoong. Yunho pun mengambil barang belanjaan Jaejoong.

 

“kau banyak berubah, Boo..”

“tentu saja! Ini sudah 7 tahun woy!” kata Jaejoong. Ia berjalan layaknya model, tapi benar benar anggun. Yunho makin terpana.

“aku pikir aku akan terlunta lunta selamanya, ternyata…. Ada malaikat dari surga yang tuhan berikan untukku.. sudah baik, cantik, manis, cerewet lagi.. yang mencintaiku. Kan?”

“kau pikir untuk apa aku menjemputmu pulang eoh? Untuk melempar sepatuku kearahmu? Kau mau aku lempar sepatu?” kata Jaejoong.

“andwae, boo…” Yunho menggeleng dengan cepat dan memelas. Ia memang takut akan lemparan sepatu.

“aku tahu, kau takut ku lempar sepatu kan! Makanya cepat! Aku sudah kedinginan…” kata Jaejoong. Yunho pun tersenyum, Jaejoongnya tumbuh dengan cepat. Tanpa ia ketahui..

 

 

 

*****

 

“Boo… apa yang selama ini kau lakukan?”

“aku? Selama ini aku menunggumu… menghitung hari untuk bertemu denganmu…”

“apa saja yang kau lakukan di sini?”

“aku Kuliah, Bekerja di sebuah kedai kopi, mendapat beasiswa, kursus menyanyi, bahasa inggris, bahasa jepang…. Sebenarnya, awal awal aku hidup di dunia luar aku dibantu Yoochun. Namun, Yoochun hanya membantuku selama 6 bulan karena dia harus pindah ke Amerika Serikat. Sehingga selama 6 tahun lebih aku hidup sendiri..” kata Jaejoong sambil memasak. Ia membuat Ramyun untuknya dan Yunho.

“kau tak pernah kekurangan uang kan?”

“hmm… itu sih sempat. Tapi aku bisa bertahan… toh, uang bukan segalanya…” kata Jaejoong. Ia memandang namja cantiknya itu. Dia sekarang sudah seperti manusia seperti biasa.

“ini, aku buatkan ramyun…. Tadinya aku mau buat pesta kejutan. Tapi gara gara dosen killer itu, aku tak bisa berkutik…” katanya. Ia pun melepas kacamatanya.

“kau Nampak cantik, boo…” kata Yunho. Jaejoong tersenyum, pipinya memerah.

“Gomawo, Yunnie..” kata Jaejoong. Ia menunduk, membuat Yunho semakin gemas. Ia mendekat kearah Jaejoong lalu memeluknya.

“jangan terlalu erat… pinggangku rapuh!” kata Jaejoong. Yunho memindahkan pelukanya. Menjadi kebagian lenganya. Didekapnya Jaejoong yang sudah memerah.

“Saranghae, Joongie…”

“nado saranghae… Yunnie..”

“Joongie-ya!”

“wae?”

“mau tidak, malam malam kita…. Errhh…. Check In…”

“hmmm…. Apa?”

Check In….”

“YAAKKKK… KAU INI JUNG YUNHO! OTAKMU KOTOR SEKALIII!!!! BERSIHKAN SEGERA PIKIRAN ITU….” Jaejoong memukul Yunho menggunakan sendok sayur yang ada didekatnya.

“aww.. appo… kau ini! mau yah…. Mau..” kata Yunho.

“ani!”

“mau..”

“mau!”

“Jung Yunhoooo…” Jaejoong berkacak pinggang. Yunho hanya tertawa. Setidaknya, Yunho tahu… bahwa ada seorang malaikat yang datang untuk menemaninya di dunia…. Kim Jaejoonglah namanya…

 

 

 

TAMAT

Horeeeeeee…. First FF YunJae yang pertama neh. Gimana, absurd kan? Aneh kan? Gaje kan? Udahlah abaikan saja…. U.u, jangan lupa komentarnya okeeehh! yang gak komen gue sumpahin dibatrik *dibatrik : dilempar batu* sama Jaejoong *ketawa imut* Gomapta udah baca ^^